Sunday, July 20, 2008

Writer of The Week - July 21-28, 2008

Nadia is www.cafenovel.com
Writer of the week - July 21-28, 2008

:')


This is what they said about writer of the week:

WRITER OF THE WEEK merupakan ajang penghargaan kepada Penulis CafeNovel.com yang dianugerahkan setiap minggunya pada awal minggu. Kategori dan kriteria WRITER OF THE WEEK sendiri dinilai berdasarkan pada dedikasi Penulis maupun bobot karya mereka (Cerpen dan Puisi), termasuk produktifitas Penulis. Ini adalah WRITER OF THE WEEK kedua, setelah edisi perdana lalu diraih oleh Eka Dwibhakti. Untuk minggu ini (21-28 Juli 2008), kami menjatuhkan pilihan kepada Nadia Deashinta. Sebenarnya sah saja, mengingat minggu lalu pun ia 'sempat' memiliki kans yang sangat kuat untuk meraih WRITER OF THE WEEK. Penulis yang berdomisili di Las Vegas ini memiliki nyaris semua poin yang dikriteriakan. Yang paling menonjol memang tak lain lantaran produktifitasnya. Namun di luar itu, penulis rupawan ini memiliki 'nilai' lebih yang jarang dimiliki oleh 'seniman' kita.
Saya teringat dalam sebuah workshop bisnis yang saya ikuti, saya sempat bertemu dengan James Gwee, seorang praktisi dan motivator bisnis asal Singapura. Saya memperkenalkan diri saya sebagai Penulis fiksi di sela-sela rehat penuh keakraban. Lanjut cerita, saya mengatakan pada James Gwee bahwa saya menulis hanya sekedar 'just fun' dan idealisme. Namun ia menanggap sertamerta dan bilang, "No, no. Sekarang zamannya tidak ada lagi yang 'just' main-main, atau sejenisnya. Penulis pun harus bermain profesional jika ingin maju."
Lalu, dalam masa rehat yang singkat di workshop bisnis itu, ia memaparkan pada saya bahwa menulis juga merupakan pekerjaan yang sangat menjanjikan dan dapat menopang masa depan. Penulis bukan lagi 'seniman' kere dan miskin. "So, menulislah dengan hati, dengan sasaran dan obyek yang tepat. Anda boleh menulis tentang anak-anak jalanan, dan Anda boleh menulis tentang dunia kantor. Apa saja. Lalu, bisniskan tulisan Anda. Itu profesional. Sorry, saya banyak melihat Penulis yang hanya 'nampang' sebagai seorang seniman, tapi tidak pernah bekerja sungguh-sungguh dan profesional," ulas James Gwee lagi.
Sejak saat itu, saya selalu teringat apa yang telah dipaparkan oleh James Gwee. Memang, ia hanyalah seorang praktisi bisnis dan bukan seniman. Tetapi ia memiliki visi melihat bahwa seorang seniman pun tidak hanya cukup bermodalkan 'idealisme', namun di luar daripada itu, seniman membutuhkan profesionalisme. Saya teringat dengan atribut seniman kita yang 'nampang' bercelana jins robek-robek atau badan yang dilumuri tato, dengan rambut gondrong sampai sepinggang. Padahal, justru seni murni lahir dari isi kepala dan hati. Bukannya 'status' kere dan miskin. Pemahaman itu pun membawa saya ke taraf ini: Penulis butuh profesionalisme, dan beberapa contoh figur sudah dapat kita lihat di kekinian. Sebutlah, Fira Basuki yang karyanya lahir di antara beton-beton dan labirin mewah di Kota Singapura. Djenar Maesa Ayu dan Dewi Lestari, yang sudah menjadi 'businessman' dari hasil mendagangkan tulisan mereka.
Nadia Deashinta memang bukan Fira Basuki, Djenar Maesa Ayu, atau Dewi Lestari. Namun Nadia Deashinta melahirkan karyanya di antara gemerlap Kota Las Vegas. Ia mampu merangkum pikuk itu di dalam tema karyanya. Sebab menulis tidak hanya membutuhkan tema hitam dan putih, tetapi menulis justru memerlukan tema multiwarna. Sebab sesungguhnya pula, karya yang baik itu lahir dari isi kepala dan hati, bukannya atribut dan penampilan yang kopong. Jadi sekali lagi, tidak hanya sampai di sini saja, sebab WRITER OF THE WEEK hanyalah sebuah langkah kecil kami di CafeNovel.com untuk memajukan kesusastraan di Indonesia. Nantikan profil WRITER OF THE WEEK minggu depan. Terus berkarya demi pengembangan kesusastraan yang lebih baik.

Tim Redaksi,
Effendy Wongso



2 comments:

eka dwibhakti said...

heiiii....once again..CONGRATS! ya..
wow..now you make it DOUBLE! that's great!

Sparklingpurplish* said...

Eka thank you yah :')